Literasirakyat.com – Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 bukan sekadar pesta perayaan ulang tahun daerah. Bagi sebagian tokoh, HJB adalah panggilan batin, sebuah momentum historis untuk mengoreksi arah, membakar semangat, dan meneguhkan komitmen membangun Kabupaten Bogor dari akarnya.
Salah satu tokoh yang bersuara lantang dalam refleksi ini adalah Dr. Usep Nukliri, Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Komisi IV.
Dalam pesannya yang disampaikan pada Selasa (03/06/2025) di Cibinong, Dr. Usep menekankan makna mendalam dari jargon lokal: “Sacangreud Pageuh, Sagolek Pangkek” yang berarti bersatu padu dalam tekad dan tindakan, teguh dalam komitmen, dan tidak mudah goyah menghadapi tantangan.

“HJB bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi tentang bagaimana kita membaca masa depan dengan hati yang jernih dan niat yang kuat. Sacangreud Pageuh, Sagolek Pangkek adalah warisan nilai yang menuntun kita tetap berdiri kokoh, bahkan dalam guncangan zaman,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, Dr. Usep menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama kemajuan.
Baginya, keberhasilan sebuah daerah tidak ditentukan oleh beton dan gedung tinggi, tetapi oleh kualitas manusia di dalamnya.

“Kami di Komisi IV terus mendorong kebijakan pro-rakyat—peningkatan kualitas pendidikan, akses kesehatan yang merata, hingga penguatan peran pemuda dan perempuan. Momentum HJB ini harus menjadi titik tolak perbaikan layanan publik yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.”
Pemuda Jangan Buta Akar, Sejarah Adalah Kompas
Tak lupa, Dr. Usep juga menekankan pentingnya kesadaran sejarah dan kearifan lokal bagi generasi muda. Di tengah gempuran budaya luar dan digitalisasi, ia mengingatkan agar kaum muda tidak tercerabut dari akar identitasnya sebagai urang Bogor.

“Jangan biarkan sejarah hanya menjadi lembaran buku. Ia harus menjadi kompas moral kita.” kata dia.
“Generasi muda adalah pewaris nilai Sacangreud Pageuh, Sagolek Pangkek yang harus dibuktikan dalam tindakan—bukan sekadar slogan,” ujarnya penuh semangat.
Dr. Usep menutup pesannya dengan harapan besar agar Kabupaten Bogor tidak hanya menjadi daerah yang tumbuh secara fisik dan ekonomi, tetapi juga kuat secara sosial, berkeadilan, dan berbudaya.

Dalam usianya yang telah melampaui lima abad, Bogor harus bisa menjadi contoh daerah yang tumbuh dari rakyat, untuk rakyat, dan bersama rakyat.
“Kita tidak butuh pertumbuhan yang sekadar terlihat megah. Kita butuh kemajuan yang merata, menyentuh hati, dan mengakar kuat pada nilai-nilai luhur. Itulah Bogor yang kita cita-citakan.” tutupnya.***