Ketika TNI Turun ke Jalan: Cerita dari Nanggung Saat HUT TNI Ke-80

Literasirakyat.com – Pagi itu, udara Nanggung masih sejuk ketika ratusan warga mulai berkumpul di lapangan kecamatan.

Anak-anak berlarian sambil menggenggam bendera kecil merah putih, sementara para orang tua bersiap mengikuti jalan santai yang digelar Koramil 2117 Nanggung dalam rangka HUT TNI ke-80.

Suasana begitu meriah. Warga bercampur dengan jajaran Polsek, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat.

Tawa dan canda menyatu di sepanjang rute jalan sejauh tiga kilometer, seolah tak ada sekat antara rakyat dan aparat.

Di sisi lain lapangan, puluhan anak dari berbagai desa menunggu giliran untuk dikhitan.

Ada yang tampak tegang menggenggam tangan ibunya, ada pula yang berusaha tegar dengan senyum malu-malu.

“Ayo Nak, ini buat kebaikanmu,” bisik seorang ayah sambil menepuk bahu anaknya. Sunatan massal itu menjadi momen sakral, bukan sekadar ritual medis, melainkan tanda kedewasaan yang diiringi kebersamaan.

Tak jauh dari sana, tenda pengobatan gratis dipenuhi warga yang ingin memeriksakan kesehatan.

Seorang nenek tersenyum lega setelah mendapat obat untuk meredakan nyeri sendi, sementara seorang bapak dirujuk ke rumah sakit karena keluhan yang lebih serius. Semua dilayani dengan ramah, tanpa pungutan sepeser pun.

Di tengah keramaian, Danramil 2117 Nanggung, Kapten CBA Syahril, berdiri memberi pesan sederhana namun bermakna.

“TNI adalah bagian dari masyarakat, begitu pula sebaliknya. Semoga kegiatan ini memperkuat kebersamaan kita semua,” ucapnya lantang.

Kata-kata itu mengalun, menegaskan makna kehadiran TNI bukan hanya di medan tugas, tetapi juga di hati rakyat.

Menjelang siang, suasana semakin riuh saat doorprize dibagikan.

Anak-anak berteriak girang, para ibu tersenyum lebar, dan bapak-bapak menepuk bahu satu sama lain.

Hari itu bukan sekadar perayaan ulang tahun TNI, melainkan pesta kebersamaan.

Dan di balik tenda, seorang anak yang baru saja dikhitan berkata polos kepada ibunya, “Bu, TNI itu baik, ya. Mereka bukan cuma pegang senjata, tapi juga bikin orang senang.” Sang ibu tersenyum, mengusap kepala anaknya, lalu mengangguk.

Hari itu, Kecamatan Nanggung menyimpan cerita yang akan lama diingat, tentang TNI yang tak hanya menjaga negeri, tapi juga merawat rasa persaudaraan.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *